Assalamu alaikum Sahabat...semoga Sahabat semua dalam keadaan sehat ya.. Hari ini aku menyimak acara live streaming kanal youtube https://www.youtube.com/watch?v=ieMTTEKysDw yaitu kanal youtube radiodisdik DKI Jakarta dalam program Teacher's Talk. Pembawaan host mpok Hastuti, Duta Rumah Belajar 2018 yang selalu ceria, membuat acara ini terasa renyah untuk disimak. Hari ini menghadirkan narasumber yang super duper keren. Para guru penulis yang hebat-hebat dan membuat saya tak beranjak dari depan laptop. 

Paparan narasumber yang keren-keren tentang tulisan-tulisan mereka mengingatkan aku ke masa silam (belasan tahun lalu). Aku teringat kala itu aku pernah juga menulis, hanya tulisan pendek beberapa paragraf dalam bentuk cerpen singkat dan aku kirim ke majalah perusahaan tempat aku bekerja.

Jadi, singkat ceritanya begini, treng teng teng....... (musik backsoundnya tulisan juga ya :v) Kala itu, tahun 1996, eits jadul banget yak. Ya begitulah, ternyata tulisan itu memang menjadi jejak kita. Ceritanya aku menuliskan uneg-uneg (isi hati) sebagai karyawan bawahan. Oh ya pada tahun itu aku bekerja di Carsem (M) Sdn.Bhd di Jalan Lapangan Terbang Ipoh, Perak, Malaysia Barat. Aku bekerja sebagai operator mesin pembuat IC (Integrated Circuit) yang merupakan komponen elektronik yang biasa dipasang pada benda-benda elektronik seperti TV, Komputer, dan lain-lain. Bagaimana ceritanya aku bisa bekerja di negeri seberang ini dan apa saja suka dukanya nanti Insya Allah aku ceritakan di lain kesempatan ya.

Kali ini aku mahu menceritakan tentang tulisan pendekku yang akhirnya membawaku keliling Malaysia. Koq bisa? Tulisan apa? Seperti yang sudah aku sampaikan di awal, aku hanya menulis isi hati aku sebagai seorang karyawan di perusahaan itu. Aku tulis curhatan itu dalam bentuk cerpen singkat. Sayangnya aku tak menganggap tulisan yang dimuat di majalah perusahaan itu sesuatu yang penting. Aku tak menyimpannya dengan baik dan akhirnya aku kehilangan majalah yang ada dimuat tulisanku itu. 

Pada cerpen singkat itu aku mengulas mengapa kita setiap awal masuk kerja selalu briefing dulu. Aku ciptakan tokoh pada cerita itu yang mengeluhkan setiap awal sebelum bekerja harus selalu briefing dulu dan harus presentasi tentang hasil kerja dan kendala yang dihadapi kemarin. Aku juga coba solusikan sendiri tentang keluhan itu yang memang banyak dikeluhkan oleh teman-temanku juga. Mengapa hanya briefing saja dikeluhkan? Saat sekarang aku tak bekerja di sana lagi, akupun heran mengapa kami dulu mengeluhkan hal baik itu. Tapi memang begitu kenyataan yang ada. Pada waktu itu kami merasa lebih baik langsung bekerja saja daripada buang-bunag waktu untuk briefing.

Aku, melalui tokoh dalam cerpen singkatku itu menjelaskan bahwa pentingnya briefing setiap hari itu adalah untuk menanamkan perilaku kerja yang baik yang kemudian akan menjadi kebiasaan dan pada akhirnya menjadi karakter yang secara otomatis kebiasaan baik itulah yang akan kita lakukan setiap hari. Aku analogikan dengan iklan shampo di TV, setiap hari iklan shampo itu kita tonton, berulang-ulang, akhirnya pas kita ke toko untuk membeli shampo, maka shampo itulah yang terucap dan kita beli karena sudah tertanam di alam bawah sadar kita.

Cerpen itu aku kirimkan ke Carsem Media, sebuah majalah yang 99,9% berbahasa Inggris milik perusahaan tempat aku bekerja dan ternyata berhasil dimuat. Dan aku juga tak menyangka bahwa ternyata cerpenku itu dibaca oleh manajer perusahaan yang setahu aku beliau tidak bisa berbicara dalam bahasa Melayu dan hanya lancar dalam bahasa Inggris dan Cina. Selang beberapa waktu aku dipanggil oleh Kepala Bagianku, Cik Johan asli Melayu, jadi mudah bagi aku untuk komunikasi dengan beliau. Beliau menyampaikan bahwa aku diminta untuk mengisi acara QPP (Quality Productivity Program) Convention. Pada QPP Convention itu nanti akan mengundang juga para manajer dan general manajer, serta General Managing Director dari seluruh cabang Carsem di Malaysia. Termasuk akan mengundang juga pimpinan Hong Leong Group Malaysia. yang merupakan induk dari cabang seluruh perusahaan Carsem yang ada di Malaysia dan berkedudukan di Kula Lumpur. Untuk itu aku akan diberikan training pidato.

Mulai saat itu, seminggu sebelum acara QPP Convention diselenggarakan, kerjaanku hanya training dan training pidato. Aku ingat waktu itu yang memberikan training adalah S.H. Theo yang tak lancar juga berbahasa Melayu. Beliau manajer Training Department. 

Singkat cerita, hari H pun tiba. Aku tampil membawakan pidato dari hasil tulisanku sendiri. Ternyata pidatoku itu mendapat sambutan yang luar biasa dari para pimpinan cabang cabang Carsem. Sebenarnya akupun heran mengapa beliau-beliau para "pejabat tinggi" perusahaan itu menyambut luar biasa dengan pidatoku. Aku menerka-nerka, mungkin karena kebiasaan di sana operator sepertiku (karyawan tingkat paling bawah yang mengoperasikan mesin) hanya tahu bekerja, tidak peduli dengan kebijakan-kebijakan manajemen, pikirku yang belum tentu benar.

  

 

 Foto majalah yang memuat pidatoku di Hong Leong QPP Convention di Kuala Lumpur

Ketika acara usai, tiba-tiba Cik Johan mencariku dan memberitahukan bahwa Mr. Ian Ee, General Manager Carsem mengundangku untuk mengikuti acara Hong Leong QPP Convention yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 November 1996 di hotel Renaissance Kuala Lumpur dan akan dihadiri 1000 orang dari perusahaan-perusahaan grup Hong Leong.

Hari-hari menjelang acara itu, lagi-lagi aku tak pernah bekerja sebagai operator yang menjalankan mesin yang berisik bunyinya berderu-deru. Aku hanya datang untuk dilatih pidato setiap hari hampir sebulan. Menurut Cik Johan yang menjabat sebagai Kepala Bagian di departemenku, High-Tech Department, selama bekerja puluhan tahun di Carsem belum pernah diundang ke acara Hong Leong. Menurut beliau, acara itu hanya mengundang para manajer dan staffnya. Tetapi karena aku diundang, maka Cik Johan diundang juga. Beliau sangat berterima kasih untuk hal ini.

Untuk menghadiri Hong Leong QPP Convention tersebut kami harus menginap di hotel Renaissance selama 2 malam. Dalam rombonganku hanya aku saja muslim, dan berbahasa Melayu, yang lain berbahasa Cina dan Inggris. Aku bersyukur karena didampingi seorang yang sangat baik hati, aku banyak menyimpan foto bersama dia, Kar Wah Chiah namanya. Kami satu kamar di hotel Renaissance itu. Dia yang selalu menemaniku dan menunjukkan makanan halal untukku. Padahal teman-temannya yang lain makan makanan yang enak-enak, tapi dia rela menemaniku mencari makanan halal dan hanya menemukan KFC waktu itu. Ah teringat itu jadi rindu dengannya... sayangnya dulu belum musim gadget sehingga aku tak punya nomor kontaknya.

Acara demi acara berlangsung begitu meriah. Aku baru tahu ternyata itu acara tahunan yang mengumpulkan seluruh anak cabang dan memberikan penghargaan-penghargaan dari para pimpinan cabang atas prestasi yang telah dicapai. Juga pengumuman juara-juara lomba tingkat nasional. Waktu itu Mr. Ian Ee, General Manager Carsem (M) tempat aku bekerja mendapat penghargaan HQLA (Hong Leong Quality Award). Kami semua bangga. Akupun begitu, apalagi saat itu aku diberikan tempat duduk di barisan depan sebaris dengan beliau. 

Mr. Ian Ee ketika menerima penghargaan HLQA.

Seluruh acara dibawakan dalam bahasa Inggris. Akulah satu-satunya pengisi acara yang berbahasa Melayu dan disediakan terjemahan di layar monitor saat aku tampil. Alhamdulillah aku bisa tampil lancar tanpa ada kendala walau sebenarnya aku grogi juga berhadapan dengan para petinggi perusahaan.

Setelah acara itu selesai, undangan untuk aku berpidato ke cabang-cabang Carsem di Malaysiapun berdatangan. Bukan hanya dari perusahaan swasta, namun perusahaan pemerintah juga mengundangku untuk memberikan pidato yang sama seperti yang aku bawakan saat itu. Dan...bersambung ya Sahabat. Insya Allah aku sambung ceritanya di lain waktu. Sampai jumpa ya Sahabat....

#SaminiSinau

#radiodisdik

#Carsem(M)



 

 




2 Komentar

  1. Balasan
    1. Haha.. si eneng geulis bisa aja... pengalaman lama belum ditulis. Semua orang pasti punya pengalaman seru tapi belum ditulis...pun begitu dengan Bu Ary nan kece badai...yuuk Sahasapos (Satu hari satu postingan)

      Hapus