Cerita ini menyambung kisahku sebelumnya di https://akusregepsinau.blogspot.com/2020/12/tulisan-pendek-itu-membawaku-keliling.html

Saksi Hidup..

Assalamu alaikum Sahabat semua... Apa kabar? Semoga Sahabat semua dalam keadaan sehat dan selalu ceria...yeeee!!! Gak usah pukul-pukul meja juga kali..udah malam ini, mengganggu tetangga :v

 Foto bersama teman-teman Metal Finishing sebulan sebelum pulang ke Indonesia

Kali ini aku mahu cerita tentang kisahku selama 5 tahun di Malaysia. Jujur aku bingung mahu mulai ceritanya dari mana, karena 5 tahun itu waktu yang lama. Terlalu banyak cerita tercipta saat itu. Aku bolak-balikkan album foto usang milikku. Akhirnya aku menfotonya dan aku akan coba ceritakan di sini. Mungkin ceritaku tak berurutan waktu ya Sahabat. Kisah ini sudah belasan tahun lalu, jadi yang pertama kuingat, itu yang akan aku ceritakan ya. Pada foto di atas, itu adalah fotoku saat-saat akhir menjelang pulang ke Indonesia. Foto yang berdua itu aku dan kak Lili. Kak Lili adalah salah satu orang Malaysia yang dekat dengan kami yang berasal dari Indonesia. Sedangkan foto berlima itu adalah aku, Kak Lili, Reni (Malaysia) dan aku, Ita, Tika ( Indonesia).

Foto itu di ruang kerjaku. Sebagai operator mesin pembuat IC, pekerjaanku menjaga mesin yang besaaar-besaaar sekali. Mesin itu sebenarnya sudah bekerja sendiri seperti robot. Kami hanya menjaga di bagian awal dan akhir. Maksudnya ada bagian yang menjaga di awal memasukkan device dan satu orang lagi menjaga di bagian akhir untuk mengambil device yang telah selesai diproses. Di Metal Finishing department ini adalah proses akhir dari pembuatan IC. Pekerjaannya tinggal melapisi IC yang sudah jadi.

Sebelumnya aku di Hi-Tech Department. Di Hi-Tech Department ini pekerjaannya lebih berat dibanding di Metal Finishing. Seragam yang digunakanpun seperti astronot. Hanya mata kami yang kelihatan. Itupun ketika akan masuk ke ruang kerja, harus masuk dulu ke ruang kecil yang hanya muat 1 orang. Dalam ruangan itu ada mesin penyembur angin. Entah apa namanya, ketika kita masuk ke ruangan itu maka otomatis kita disembur dengan angin yang sangat kuat dari segala arah sehingga debu-debu yang menempel pasti kabur. Hal itu memang dimaksudkan untuk membersihkan pakaian seseorang dari debu-debu yang menempel yang dikhawatirkan akan merusak IC yang kami buat. 

Selain itu kami juga menggunakan wrist strap untuk menjaga agar IC tidak teraliri listrik dari tubuh kita. Entahlah aku tak begitu mengerti tentang hal itu. Kami sering melanggar dan kena tegur ketika tidak menggunakan wrist strap ini. Karena memang wrist strap ini seperti gelang yang dihubungkan dengan kabel kemudian dicolokkan ke colokan wrist strap yang disediakan di dekat meja-meja kerja kami. Jadi ketika hendak berjalan menjauhi meja ya harus cabut dulu wrist strap ini.  Di sini kerjaanku adalah menempelkan lid (kaki) IC menggunakan wire (kawat) emas yang sangat kecil sebagai lemnya dengan menggunakan tweezer.  Untuk mengerjakan ini kami menggunakan mikroskop. Jadi ruangan kerja ini mirip di cerita di film-film yang berada di suatu laboratorium besar sekali. Setiap satu orang satu mikroskop. 

Aku masih ingat banget waktu itu, pas aku kebagian shift malam. Shift malam mulai bekerja pukul 21.00 dan pulang pukul 06.00 pagi. Waktu itu aku ngantuuuk sekali, dan gak nyaman banget ketika ngantuk harus melihat benda yang sangat kecil. Berkali-kali dahiku kepentok mikroskop karena tak kuat menahan kantuk dan akhirnya menempel IC nya pun tidak tepat dan harus mengulang..hehe seperti murid yang mengerjakan tes dan akhirnya harus ngulang karena nilainya jelek ya. hehe..

Semula aku dan teman-teman sedih mendengar ada yang akan dipindahkan ke departemen lain. Karena kami sudah akrab. Padahal dipindahkan cuma beda departemen saja tapi rasanya berat. Namun ketika aku benar-benar pindah, semuanya berjalan biasa saja dan kembali menemukan teman-teman baru.

Nah di Metal Finishing sendiri masih dibagi menjadi 2 bagian, yaitu plating dan Sun Cem.  Aku di sun cem tapi karena masih satu gedung dengan plating, kami sering saling tolong menolong. Saling membantu ketika kita sedang tidak ada pekerjaan  sedangkan ada teman lain yang sangat sibuk. Berikut ini ada saksi hidup dari cerita-ceritaku selama di Malaysia karena kami berteman di Facebook. Aku menemukan akun beliau dan menambahkan teman. Tapi beliau jarang posting di FB. Meski begitu masih ada kontak sesekali dengan Bang Mi, Suhaimi Sulaiman nama beliau. Beliau adalah Supervisor plating, sedangkan supervisor untuk Sun Cem adala Nazri.  Di bawah ini foto aku dan teman-teman, termasuk Bang Mi yang berteman di FB.

 Foto: Bang Mi (duduk berkaca mata), Nazri (berdiri), 3 foto sendirian itu aku.

Bang Mi dan Nazri sama-sama baiknya. Hanya saja Bang Mi lebih kocak menurutku. Beliau ini suka ngebanyol yang lucu-lucu. Beliau itu supervisor, atasan kami para operator. Tapi tidak seperti di Indonesia, kami tak ada formalitas penghormatan khusus. Jadi memanggilpun dengan panggilan akrab saja tidak memanggil dengan sebutan resmi.

Hal lucu yang masih aku ingat itu adalah ketika Bang Mi masuk ke ruangan dengan baju yang menggelembung di bagian perut nampak seperti orang hamil. Kamipun menertawakannya. Eeh ternyata dalam bajunya itu ada buah rambutan yang Bang Mi bawakan untuk kami. Oh iya, di ruangan ini peraturannya tak boleh membawa makanan dan minuman. Tapi Bang Mi membawakan rambutan untuk kami dengan cara memasukkan rambutan itu ke dalam bajunya. Wah itu hanya satu gambaran kebaikan dan kedekatan kami antara para operator dan supervisor. Seperti yang selalu aku ucapkan sebelum-sebelumnya, aku bersyukur selalu dikelilingi dengan orang-orang baik di sekitarku. Kamipun memakan rambutan itu diam-diam. Dan aku selalu ingat kebaikan Bang Mi itu. 

Oh iya aku baru ingat, ada 1 supervisor lagi yang tak ada dalam foto itu, Rusdi namanya, semoga aku tak salah menyebut namanya. Beliau ini lebih kocak lagi. Pernah saat aku menjaga mesin yang sangat berisik dalam suasana ngantuk, sambil mendengarkan walkman (radio cassete) kami menyanyi sambil teriak-teriak sekuat tenaga. Dan memang tak ada yang dapat mendengar dari ruang lain meskipun kami teriak-teriak karena mesin yang kami jaga bunyinya menderu-deru. Waktu itu  kami menyanyi lagu 25  minutes too late. Kalau ingat itu, rasanya aku pengen tertawa  dan sekali lagi bersyukur. Jika aku bekerja di Indonesia mungkin aku tak bisa seenaknya seperti itu bekerja sambil nyanyi teriak-teriak. Tapi belum tentu juga ya... Waah sudah malam nih Sahabat. Kita sambung lagi ceritanya nanti ya.. Insya Allah aku ceritakan bagaimana awalnya aku bekerja di Carsem (M) Sdn Bhd di Malaysia ini.

Sampai jumpa ya...

Salam Sahasapos

 

#SaminiSinau

#Sahasapos




0 Komentar