Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh...
  
Halo Sahasaposer (Sobat Satu Hari Satu Postingan), semoga hari ini Sahasaposer berada dalam keadaan sehat wal afiat dan ceria selalu. Di masa pandemi Covid-19 ini, kita wajib dan kudu ingat untuk selalu menjaga mood agar ceria selalu dan imun tubuh kitapun terus meningkat ya sobat. Tentu saja dibarengi dengan pembiasaan hidup sehat dengan sering-sering mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Dengan meningkatnya imun tubuh kita, Insya Allah kita bisa terhindar dari virus-virus berbahaya dan stay healthy.    

Hari ini istimewa bagi para pemeluk agama Islam, karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha atau biasa juga disebut Hari Raya Qurban. Sebulan atau bahkan dua bulan lalu, kita melihat hewan-hewan qurban dijual di sepanjang tepi jalan raya. Di sana kita bisa temukan berbagai jenis kambing, domba, sapi, dan kerbau dengan mudah. Harga hewan-hewan qurban ini biasanya lebih mahal daripada harga jual pada hari biasa, di luar hari raya. Mengapa? Ya tentu saja hal itu selaras dengan teori permintaan dan penawaran, bahwa ketika permintaan meningkat, maka harga akan naik pula. Namun kita lihat bahwa naiknya harga hewan, tidak mempengaruhi orang untuk berhenti membeli. Mengapa? Apa rahasia di balik penyembelihan hewan qurban ini?

Sahasaposer, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam firmanNya pada surah Al Hajj ayat: 34 yang terjemahannya adalah sebagai berikut: "Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (hewan qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepadaNya.

Bagi orang-orang yang mengimani Al Qur'an, maka perintah menyembelih hewan qurban ini menjadi panggilan yang penuh makna. Bukan semata menyembelih hewan kemudian bisa memakan dagingnya dan membagikannya kepada masyarakat di sekitarnya. Lebih dari itu, menurut pengalaman pribadi yang juga saya rasakan, melaksanakan perintah menyembelih hewan qurban sungguh luar biasa. Banyak orang "kaya" dan berduit, rumah mewah, kendaraanpun mewah, harta melimpah. Namun tak mampu melaksanakan qurban, walau seekor kambing sekalipun.

Secara hitung-hitungan manusia, bila kita berqurban dengan menyembelih hewan qurban, tentu harus merogoh dompet untuk membelinya. Uang jutaan rupiah harus "dikorbankan". Hitung-hitungan secara ekonomi, maka ini artinya rugi. Tapi mari kita telaah lagi. Kita amati orang-orang sekitar kita yang setiap tahun menyembelih hewan qurban, apakah mereka merasa rugi lalu kapok tidak menyembelih qurban lagi di tahun berikutnya? Ternyata tidak. Menurut pengalaman pribadi saya mengamati masyarakat sekitar yang menyembelih hewan qurban, di tahun berikutnya menyembelih lagi, lagi, dan lagi seolah ketagihan dan tak sedikitpun merasa rugi. Koq bisa?

Jadi gini Sahasaposer, menyembelih hewan qurban ini memberikan kita pendidikan karakter yang luar biasa. Mulai dari latihan pembuktian cinta, rasa ikhlas, berserah diri, dan semangat berbagi dengan sesama.

Pembuktian cinta? Ya, dengan cinta yang tulus pada Allah Tuhan Yang Maha Esa, maka perintah ini menjadi terasa ringan. Jika tidak ada kecintaan pada Allah, maka sungguh berat menjalankan perintah ini. Merasa rugi harus mengorbankan hartanya. Namun bagi insan yang telah menghunjamkan cintanya pada Tuhannya, maka tak sedikitpun merasa rugi.

Latihan ikhlas? Dengan berqurban ini, maka dituntut untuk ikhlas. Mungkin pada awal pertama kali menyembelih hewan qurban, ada perasaan sayang mengeluarkan uang dan tidak mendapat apa-apa. Namun ternyata tidak, Allah "membeli" hewan qurban itu dengan caraNya sendiri sehingga tidak ada orang merasa rugi karena telah berqurban. Malahan merasakan keberkahan dari rezekinya, entah itu berupa penghasilan yang berupa harta, atau berupa kesehatan dan ketengangan jiwa. Hal ini mendorong orang-orang yang pernah berqurban untuk berqurban lagi di tahun berikutnya. Rasanya sayang sekali untuk melewatkan event mulia ini tanpa menyembelih hewan qurban.

Latihan berserah diri? Ketika pertama menyembelih hewan qurban tentu berusaha menyerahkan diri kepada Sang Pemberi Perintah, Allah Subhana Wata'ala. Pasrah pada Sang Kholiq bahwa perintah berqurban ini bukanlah untuk mengurangi harta kita. Namun adalah ujian apakah kita benar-benar menuhankan Allah dan mengikuti segala perintahNya. Bagi sebagian orang mungkin masih beranggapan akan merasa rugi melaksanakan qurban ini. Tapi bagi insan yang telah berserah diri dan meyakini bahwa Allahlah yang memberikan rezeki bagi umatNya, dan Allah pulalah yang lebih tahu tentang rezeki ini, maka justru merasa bahwa menyembelih hewan qurban ini merupakan cara menjemput rezeki.

Pendidikan karakter selanjutnya dari perintah menyembelih hewan qurban ini adalah, semangat berbagi. Berbagi dengan masyarakat sekitar adalah cara menjalin hubungan baik dengan sesama. Orang beriman tidak hanya diperintahkan untuk menjalin hubungan baik dengan Tuhannya, namun juga harus menjalin hubungan baik dengan sesamanya. Seimbang antara hubungan vertikal dengan Allah, dan hubungan horisontal dengan sesama manusia. Apalagi di tengah merebaknya pandemi Covid-19 ini, rasa persaudaraan dan cinta kasih pada sesama harus kita tumbuhkan agar kita bisa bersama-sama melewati bencana ini.

Nah, buat Sahasaposer yang belum pernah berqurban, coba deh pada hari raya Idul Adha tahun depan belilah seekor kambing, lalu qurbankan. Rasakan keberkahan demi keberkahan yang akan Sahasaposer rasakan. Buat yang ada rezeki dan mampu tentunya. Bagi yang belum ada rezeki, berdoalah kepada Allah agar memampukan kita untuk berqurban. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita.

Demikianlah Sahasapos kali ini, semoga dengan terkuaknya rahasia dibalik penyembelihan qurban ini, menyemangati kita untuk tidak lagi menghitung-hitung qurban ini dengan hitung-hitungan manusia. Namun dapat mengedepankan semangat mencintai Tuhan Yang Maha Esa, dan semangat berbagi dengan sesama.

Semoga sharing ini bermanfaat bagi Sahasaposer di manapun berada. Aamiin.


Samini Share, 31 Juli 2020







0 Komentar